Kemari mendekat pricilia!!


Kemari mendekat pricilia!! peluk aku agar aku tak tersungkur lagi menghujam lantai. Lekaslah pintaku,

cepat kemari dan lingkarkan tanganmu ditubuhku, jangan lupa datanglah bersama kopi hangat buatanmu yang selalu merayuku setiap pagi, jangan lupa satu hal lagi, kenakan aku baju hangat yang kau buatkan untukku dari benang-benang wolmu saat penghujung musim kemarau berganti rupa.

Lekaslah pricilia!!, dingin kian memparipurna, peluk aku, lingkarkan tanganmu yang selalu kau ayun bersama langkahmu yang gontai.

Pricilia bergegaslah. Aku semakin ragu pada dunia. Keraguan yang semestinya aku beritahukan padamu sejak kita memutuskan untuk berjalan menyusuri lorong-lorong ini. Seperti hari -hari kemarin yang terus menyerupai ketakutanku pada zat yang telahku kultuskan dalam diriku secara sadar saat itu. 

Kini ia seperti Hantu yang sangat mengerikan buatku. Bahkan lebih bernafsu dari ideologi yang kupikul sekalipun, dunia disekeliling kita akan lebih kejam kedepannya, aku sudah menyadarinya saat ini. Seperti saat aku menghajarmu dengan nafsi-nafsi palsu yang keluar dari mulutku. Bergegaslah pricilia.

Berlarilah sebisamu. Aku takut hantu itu mendahuluimu memijakkan kaki ditempat dimana aku berpijak saat ini. Pusatkan konsentrasimu pricilia, Nampaknya mereka lebih kotor dari umpatan yang sering ku lontarkan padamu. Kau tahu, Mulutnya menyerupai Bongkahan Piramida yang dibuat kokoh dengan ruang yang menganga didalamnya. 

Kau pasti akan menolaknya saat sadar aku sudah didalamnya dan menempati salah satu ruang rapuh didalamnya. Mungkin inilah dunia palsu yang selalu kau katakan padaku sebelum-sebelumnya, inilah wajah dari arogansi yang harus kupertanggung jawabkan pada dunia yang dahulu kuimpikan. 

Aku takut pricilia! Lekaslah peluk aku, maafkan pelukanku yang kau anggap hambar saat itu, balaslah walaupun anggapanmu pelukanku tak terasa dipalung hatimu yang terdalam saat itu katamu. Lingkarkan yang kencang pundakmu. Dingan nampaknya akan marah malam ini.

Lekaslah pricilia.

0 komentar: