Semoga terlahir kembali dengan Kudus

Maafkan aku, Setiap waktu kadang-kadang aku terlampau keras kepala dengan oposisi-oposisi yang sengaja kuciptakan buat menghalau kekhawatiran-kekhawatiran kalian buatku. Maafkan aku atas terlampau jauhnya alasanku membatasi rasa yang kata orang-orang adalah tanggung jawab ibu dan bapak kepada seorang anaknya, sebaliknya kita dan semua orang bertanggung jawab atas kehidupan orang-orang yang kita cintai.

Dibeberapa tahun setelah aku menemukan beberapa pemantik untuk menjalankan kehidupan, aku amatlah tak beradab seperti tuduhan yang sempat aku sangkal pada saat itu, namun kini semuanya berubah, perlahan aku telah menyadari bagaimana rasa itu meruak dan meronta-ronta dalam hati kalian,  Adalah satu hal yang pasti saat kutulis ini, kehidupanlah yang akan membicarakan kualitas bukan kuantitas. bahagialah.

Suatu saat ketika aku terlahir kembali dengan kudus, satu hal yang akan kuperbuat, aku akan meretas batas antara ketololan hasrat dan rasa sayangku yang teramat besar buat kalian. sungguh sebuah maha karya agung, biar kelak hasrat yang dinegasikan manusia sesudahku akan memperlakukan hidup layaknya aku saat ini yang mensubordinasikan kehidupan sebelum keberadaanku.

Dalam perantara nafasku yang terlampau jauh menyambangi kekhwatiran kalian, ada sebuah subjek dalam rohaniku yang bergetar, mendesir kala kalian menjambangiku lewat pesan-pesan kudus, aku melihat tubuhku hanya berupa daging dan tulang yang tak bernyawa. Tak bergeming layaknya mesin waktu yang diputar oleh zaman.

0 komentar: