Manifesto 15 oktober 2011 (Merayakan Intimidasi Peradaban)

Berhentilah memilih jalan tengah! Kita hanya diperhadapkan pada pilihan-pilihan sederhana yang memiliki akurasi yang sangat kecil. Tak ada pilihan lain, melainkan mewujudkan ide-ide dominan dari masyarakat moderen.

Sebuah pandemi dimana manusia terpaksa menjadi budak atas proyek penataan ulang taman surga. Selainnya, kita hanya akan mempersenjatakan dikotomi baik dan buruk, hitam dan putih yang kebenarannya hanya akan layak jika kita lemparkan ke tong-tong sampah restoran. Pembicaraan yang usang, sungguh! Akan tetapi logika yang mekanik, berjajar rapi, satu hingga sepuluh, klimaks lalu anti klimaks lagi adalah sarapan pagi yang membosankan.

Derap pasukan balas dendam, aroma aspal pukul 12 siang dan sisa karbon yang menguap mencongkel stratosfer adalah tetap pilihan yang sama, masih merupakan menu pembuka peradaban. Sebuah gejala keselarasan yang tetap mengandung patronase dan persekongkolan ilmu pengetahuan.

Kalaupun kamu berpikir mendesentralisir jalannya dialektika dan kembali pada masa komunal, toh kau hanya akan menemukan flinstone berjalan-jalan di walt disney atau sosok penipu simpson yang kalian citrakan menjadi tipikal kehidupan harian yang kalian perjuangkan. Sungguh! Semuanya tetaplah sama. Kita masih berkorespondensi dengan pekerja taman surga dan para desainer dunia.

Selainnya adalah bukan pilihan. Kehidupan Masa cyber seperti ini adalah pop domestik. Seseorang tak diperkenankan bermain trompolin pada pagi hingga sore hari. Seseorang hanya akan mendapat kelonggaran dan sedikit toleransi ketika jari-jari kaki dan tangan seirama mendorong mengkilapnya troli yang hampir muntah oleh barang belanja. Selainya bukan pilihan.

Kehidupan adalah konspirasi terbesar, dan Balas dendam adalah hasil kloningnya. Putih hingga biru atau warna kehitam-hitaman adalah kamuflase. Kekejaman dan Absolutisme adalah watak asli dari roda-roda baja peradaban yang berkarat. Dunia Tak akan bisa menolerir, apa yang sedang atau akan kau muntahkan, baginya kita adalah saxophone yang sewaktu-waktu akan di tiupnya sambil berguling-guling ditaman bunga atau sebaliknya, kita adalah tumor yang harus dicabik-cabiknya.

Hai kamerad! Ode penutup zaman telah terprediksi, sejak tergantikannya bengkel tua hephaestus dengan tentakel mesin-mesin mengerikan, atau dengan tanda yang angkuh, barisan buldozer melahap seperempat pandora. Sebuah tempat dimana Kekasih zat bernama gaiya menaruh seperempat harapannya untuk mengingkari pilihan atas tawaran dunia dan peradaban yang menggila. Atau pada Racun yang ditawarkan hawa kepada Adam yang membuatnya terdepak jauh melampauhi pilihannya yang terdesak.

Bukankah ini masih dalam lingkaran peradaban? Kita yang berdiri dan meninju sebagai opsi diluar jalan tengah sendiri justru juga menciptakan pilihan yang tetap sama, Tekstur, serangkaian serangan dan taktik pengrusakan adalah tetap sama, tidak jika kau meniscayakan sebuah ruang antara kehidupan dan kematian, sebuah alam transisi dibawah konstruksi manusia. Sebuah perjalanan waktu yang berupa lorong kematian. Sungguh! Ini tak terlihat utopis.

0 komentar: