Pembohong! kau Pembohong, Ucapmu dengan nada yang sedikit membiusku.

Untuk dia yang memanggilku P(eka)


Pemakluman buat kata yang satu ini adalah Ya! Saya jauh dari prediksimu, dan bisa saja semua gagasan yang memenuhi isi kepalamu saat kata-kata tersebut meluncur dari mulutmu adalah kesimpulan sesaat yang kau pun masih ragu adanya. Tapi tunggu dulu, kau tahu? Ada gundah yang kau pancarkan dari intonasi bicaramu tiap kali kau melafalkan kata-kata itu padaku. Aku selalu mengingatnya  dengan sangat jelas. bagaimana tidak, kau memparafrasekannya untukku dengan aksen antagonis
. Kalau boleh jujur, saya kalut sekaligus menangis, tapi kau rupanya seolah  menutupi hal tersebut dengan cara yang tergesa-gesa.

Yang harus kau tahu, pilihan hidupku tak aku peroleh dengan cara yang begitu singkat. Banyak hal sudah yang membuat semua ini seperti apa yang kau saksikan saat ini. Adakalanya Riuh, dan adakalanya pula Kebencian yang begitu mendalam. Saya 

Saat ini Saya benar-benar menangis.
Salam

0 komentar: