sebuah manuskrip yang membombardir cintaku padamu

Apa yang hendak aku kutuk lagi, kalau semua sudah kutumpah bersama gelas-gelas alkoholku yang terakhir malam ini. Semua serasa mempecundangi. Segenap hasrat yang kupunya mengelilinguku, menertawakan konyolnya perubahan yang kudesain sendiri, beberapa diantaranya aku vonis menjadi kultus. selain keseluruhan material yang beberapa bulan ini sempat aku pikirkan untuk kucuri dan aku musnahkan. 

musim-musim memang selalu membuatku mendayu-dayu, jatuh cinta menikmati aroma kota yang semakin destruktif. Biarlah, semoga pagi yang cerah awal musim kering nanti aku akan menjadi seorang yang begitu romantis, merawat luka-luka kecil dikaki kekasihku yang begitu aku sayangi. Luka yang selalu aku bayangkan, ini akibat ulahku. Biarlah kontadiksi ini yang menjadi pancung buatku kelak. Sebagai tebusan atas kejahatan hasrat murahan yang selalu tak sejalan dengan arogannya isi otakku.

Lalu dimusim-musim yang lain kita bertemu. Entahlah, dunia yang lain katamu. Dengan kado mahkota yang terbuat  dari cemara-cemara yang telah menguning. Dari jalan yang panjang nan melelahkan, dari setumpuk retorika  yang selalu kau tertawakan kala pertempuran yang kita buat berakhir dengan makian. Selainnya, banyak hal yang menjadi pemicu mengapa aku begitu resah tentang masa depan yang yang selalu kita kontruksi.

Kamu harus yakin, saat senja telah terbunuh oleh malam, aku selalu menyempatkan menghafal Lagu-Lagu daun dan nyanyian rumput ala rengekanmu yang manja, Mengikutimu dengan sedikit modifikasi dan plagiat. Menirukan suaramu yang cempreng namun merdu buatku. Atau menipumu dengan hasutan yang lebih subversiv ketimbang membubarkan negara dan anti kapitalisme. Ya!! sampai saat ini aku mengingatnya.Aku selalu menempatkan lagumu pada barisan paling atas playlistku.

Kau tak perlu memanggilku dengan sebutan Dewa. bukankah kita gemar Menendang hal-hal  yang tak sejalan dengan rekayasa-rekayasa yang kita buat?Kitalah penjahatnya, sepasang stimulan yang habis terbagi pada ruang yang selalu menganga, pada rumusan-rumusan atom yang habis bertabrakan, pada negasi yang selalu anti klimaks. kitalah yang saling jatuh cinta.

Beberapa hari lagi, aku berniat membuatkan kamu sebuah surat cinta. sebuah manuskrip tentang cintaku padamu. tentang cinta kita yang mampu membunuh romeo dan juliet yang dungu.  Aku ingin menulis dan membacakannya didepanmu. Diatas sebuah panggung mini yang akan aku buat dalam rumah pinus kita.Aku ingin menari dan menghafalkan lagu-lagu dan nyanyian rumput sesudah hujan bersamamu.Aku ingin merasakan malas yang akut didepan tungku api bersamamu.

Ada hal yang lain lagi. Aku ingin belajar merayumu, menggodamu hingga tertidur kembali dipangkuanku. Hingga benang dan sisa kain rajutanmu jatuh bersama kacamatamu yang kian tebal menandakan umur cinta kita yang terlampau panjang. Kita berumur 60-70 atau bahkan panjang umur, Kita akan mendongeng buat cucu yang kukatakan padamu akan tumbuh menjadi keras kepala,haha.(itu cucuku) aku ingin tetap disampingmu. didepan tungku api dan penyakit malas yang akut, aku ingin cucu-cucu ikut terlelap bersama. masih didepan tungku api,dalam sebuah rumah pinus yang harus kita materialkan. aku sayang kamu. (B*k)   

0 komentar: